Dua tahun setelah debut mereka, Nazar Palagan dan petualangan pada panggung-panggung yang konstan, Unit hardcore Kota Kembang ini merasa cukup waktu untuk kembali menulis lagu baru dan masuk ke studio untuk merekam album kedua mereka. Kali ini Angga, Gebeg dan Hardy memanfaatkan waktu 9 bulan, sejak mulai menulis dan masuk studio dengan hasil materi yang lebih matang, eksplorasi maksimal dalam riff dan struktur lagu, pula konsep bercerita yang utuh.
Melanjutkan style hardcore mereka, album ini masih dengan agresi dan angkara meluluh-lantak hardcore punk 90-an, mosh style dengan sentuhan metal ala Indecision, Sworn Enemy dan Throwdown, hanya saja mereka tidak berhenti di situ. Taring menajamkannya dengan bantuan Agung Burgerkill, memproduseri album ini bersuara lebih progresif dari album debut mereka. Agung pada prosesnya membantu memaksimalkan Gebeg menyempurnakan deru dan dentum drumnya dan Angga menghasilkan komposisi dengan elemen-elemen yang berhutang pada Soundgarden dan Alice In Chains.
Orkestrasi Kontra Senyap pula adalah album dengan penulisan lirik yang lebih menyeluruh dari sang vokalis, Hardy atau yang biasa dipanggil Nyangnyang ini. Ia menyusun narasi sebuah plot emosi yang hadir pada pergulatan personal. Menulis bait-bait emosional tentang sang Ibu, tentang gairah dalam pit dan rekaman, tentang prejudisme dan yang paling intens: irisannya dengan pengalaman berjejak di wilayah sosial politik, pada era rezim yang -dalam bahasanya- ‘mematangkan derita dan murka’ dan pernyataan keberpihakannya. Orkestrasi Kontra Senyap akan dirilis dalam bentuk CD pada tanggal 21 Oktober 2016 ini.